Presiden
Kalau dulu banyak yang berkata bahwa pemuda adalah generasi penerus bangsa. Saya tidak setuju itu..Buat saya saat ini, pemuda adalah generasi penentu dan pemilik masa depan, bukan hanya generasi yang meneruskan apa yang sudah dilakukan generasi tua saat ini. Apa yang mau diteruskan?Korupsikah?Kekerasankah?Ketidakadilankah?atau pembangunan yang menyengasarakan rakyat miskin? Saya rasa itulah yang membuat saya tidak setuju dengan jargon ‘generasi penerus’.
Masa depan bangsa ditentukan di tangan serta pemikiran progresif serta kritis dari pemuda sebagai pilarnya. Ironisnya, belum banyak pemuda yang memahami esensi itu, dan seolah hanya beranggapan bahwa hal itu terlalu muluk-muluk. Padahal secara tidak langsung, mereka bertanggungjawab atas masa depan dirinya sendiri. Pemuda seharusnya terus mengasah kekritisannya yang digunakan sebagai bekal kontrol dan perlawanan bagi pemerintahan yang telah menindas rakyat. Nilai dan semangat perjuangan pemuda mulai luntur seiring derasnya arus globalisasi yang membuat mereka menjadi apatis dan individualis, bukan lagi menjadi pemuda yang kritis dan penuh semangat membara dalam hatinya. Keprihatinan inilah yang harus kita selesaikan dan dimuali dengan suatu langkah baru yang lebih nyata.
Soekarno muda, Hatta Muda, Syahrir muda, hingga Soe Hoek Gie, telah menujukkan contoh serta bukti nyata bagaimana kekuatan diri mereka dipergunakan sebagaimana mestinya. Bukan hanya berdiam diri dan duduk manis menunggu perubahan yang lebih baik.Perubahan itu tidak akan datang, apabila kita tidak mau ambil bagian didalamnya. Mungkin alasannya adalah merasa tidak mampu??Itu hanyalah alibi untuk menghalalkan kediamdirian pemuda.
Akhir-akhir ini, media
80 tahun yang lalu, pemuda berkumpul dan menyuarakan aspirasinya mengenai kebhineka tunggal ika dan kedaulatan negara. Jangalah hanya dijadikan momentum peringatan saja, namun jadikanlah itu momentum untuk membangkitkan spirit kaum muda yang progresif revolusioner. Berfikirlah secara realis-dialektis-progresif-revolusioner. Sehingga tidak ada satu pun kepentingan pribadi atau golongan yang bisa merasuki jiwa-jiwa perjuangan pemuda. Kini waktunya pemuda keluar datri sistem yang membelenggu kebebasan dan tidak menjadi bagian kebobrokan negara yang dibungkus dengan sejuta kemunafikan. Kembalikanlah peran negara untuk melindungi, mengayomi, mencerdaskan, mensejahterakan, serta memihak pada mereka yang tertindas, bukan pada mereka yang memiliki setumpuk materi.
Beragam cara bisa dilakukan untuk mewujudkan itu semua, namun semua itu tergantung seberapa besar api berkobar dalam hatimu, kawan..Kita pnya cara masing-masing untuk bisa berbuat sesuatu bagi bangsa kita ini, bangsa yang kaya, bangsa yang cerdas, dan bangsa yang berdaulat di tanahnya sendiri. Sudah terlalu lama bangsa kita ini dijajah.. Jangan biarkan itu terjadi lagi lebih dahsyat, dimana kita dijajah oleh bangsa kita sendiri. Jangan kecewakan mereka yang pernah berjuang demi
Mendidik rakyat dengan perjuangan, mendidik pemerintahan dengan perlawanan
0 komentar